Me and My World

Me and My World

Kamis, 12 Desember 2013

Kini aku berusaha bangkit. Meneruskan mimpi-mimpiku yang telah tertunda. Aku harap semua berakhir bersamamu, cintaku yang baru.

Rabu, 25 September 2013

Aku ingin menggapai hati yang itu. Dengan segenap asa yang ku cipta, ku yakini itu kamu.

Minggu, 01 September 2013

Ah, kamu. Seenaknya hadir. Dalam lalu kau acuhkan hadirku, dan kini tiba-tiba kau kembali. Walau dalam ingatanku.
Aku ingin mengenangmu sebagai sosok yang pernah hadir mengisi hatiku. bukan sosok yang pernah datang menyakitiku.

Rabu, 22 Mei 2013

Tertulis dengan sendirinya saat kenangan itu datang menghampiriku.

Selasa, 21 Mei 2013

Kenangan itu hanya akan aktif saat "mereka" hadir kembali di kehidupanmu. Baik itu melalui mimpi, benda kenangan, dan kemunculan sosok yang memberikan kenangan itu –kamu—
Mungkin aku bisa tersenyum saat kau hadir menyapaku dalam sebuah hari. Namun, sapaan itu akan menjadi sebuah kunci pembuka tangis akan kenangan yang tak mampu diteruskan—bersamamu—
Selamat datang . . .
Kamu telah pulang. Mungkin kamu lelah. Aku akan mengistirahatkanmu sejenak sebelum kau mulai mencintai kembali ---hati----
Ketika semua menjadi gelap; seperti kopi yang aku teguk, senja yang manis di antara kepahitan mimpi.
"Kamu: Masih Detak di detikku." Titik!

Sabtu, 18 Mei 2013


Aku menyisipkan kata di antara keheningan yang ada.

Jumat, 17 Mei 2013


Ini awal dari sebuah kisah. Saat hati menginginkan rasa yang benar-benar indah; Berbahagia.

Rabu, 15 Mei 2013

Saat kau berusaha kembali, masihkah aku sebagai prioritasmu? Karena di sini aku masih selalu setia menunggumu.

Senin, 13 Mei 2013

Hati Yang Terabaikan

Aku melangkah di sampingmu
Menyisipkan ribuan canda dan tawa
Hanya berharap sedikit senyuman
Kau berikan tulus untukku

Ku gapai bintang tertinggi
Sebagai kado terindah yang ku miliki
Mencoba persembahkan untukmu
Untuk menghias malam sepimu

Namun, diammu membekukan semua
Acuhmu abaikan arti hadirku

Sebuah ketulusan yang masih ku miliki
Hingga waktu kan menutup sebuah hati
Mendung. Saat aku mencoba berpisah, haru tangismu perlahan mengukir kenangan. Bersama hujan, aku tak mampu menatapmu, hingga waktu mempertemukan; Aku tak pernah mampu.
Saat tangan itu terjabat, ada desir hebat yang menggeliat. Pesona yang menenangkan jiwa, menyejukkan hati, dan melegakan suasana. Akankah dia membuka pintunya agar hatiku mampu mempersuntingnya ?
Aku takkan pernah (pulang) berlabuh. Tak untuk dermaga manapun yang mampu menyuntingku; selain hatimu yang aku tunggu.

Minggu, 12 Mei 2013

Aku tak pernah punya dunia. Tak seindah karena hujan, pelangi, bintang, mentari, lautan, langit dan bulan.

Hanya karena kerinduan; semua keindahan masih bersamamu.

Sebuah surat yang tertuju untuk cinta; Hatiku yang engkau bawa.
Tuhan mempertemukan kita bersama desir yang kita rasakan berdua. Begitu hebat hingga kita mampu mengabaikan perbedaan; Bahwa keyakinan kita berbeda.
Pesakitan Dalam Senyuman

Untuk kamu ..
Sakit hati yang masih ku puja

Kau hadir menghapus air mataku saat itu
Kau selipkan jemari kecilmu di antara jemariku
Untuk melengkapi hidupku
Hangatnya cinta membakar semangat kita

Apa yang kita tulis saat itu adalah cerita kita
Apa yang kita dengar saat itu adalah suara hati kita
Apa yang kita lihat saat itu adalah panorama keindahan cinta

Namun kini sayang,..
Kau pergi membekukan keadaan
Kau menghapus asa saat ku mulai meyakinkan semua

Kau menghilang, meninggalkan cerita kita
Cerita yang pernah kita tulis bersama
Cinta yang masih tetap ku bawa ketulusannya
Hingga takdir datang mempertemukan kita

Kamis, 09 Mei 2013

"Seperti halnya kenangan; Pengalaman adalah buah dari masa lalu."
Sebuah cinta tanpa kamu; perih. Ada bahagia karena dia; ironi.
"Kali ini aku terpaksa menangis karena sebuah pemberianmu; kenangan dan luka."

Selasa, 07 Mei 2013

"Tamuku; sebuah kenangan manis yang pernah tersentuh luka"
Mendekat, namun semuanya masih membeku. Tak mampu ku berikan apa-apa selain masa lalu; sebuah kenangan.
Bayanganmu. Tamu yang datang menyulut kenangan. Memberikan sekeping rindu yang tak sanggup ku terima--kepedihannya.

Senin, 06 Mei 2013

Di seberang sana ada hati yang ku rindukan. Hatiku yang kau bawa dan belum kau pulangkan.
Biarkan aku yang tetap melanjutkan kisah cinta ini. Bersama tinta tangis yang tertulis sepihak.
Malam yang sama. Tak ada hati untukku.
Biarkan desir ini hadir karenamu, walau hanya aku yang merasakannya.
mengingat (rindu)mu, adalah pil pahit yang tak kunjung mampu ku telan.
Dari jauh, kau datang mendekat dan mendekap diriku. Kemudian kau berlalu seraya berkata, " Selamat tinggal mimpiku". Dan aku pun terbangun.

Minggu, 05 Mei 2013

Aku hampir tak mempercayai hati. Sebongkah asa telah terkubur dalam sebuah kenangan. Tak ingin ku gali kembali dan mencipta sebuah luka. Maaf senyumku menyakiti.
Berpijak, batu pun mencoba rapuh. Tanpa terdengar, gemeretak merintih dia telah menjerit, dalam kebisuan.
Jika memang semua bukan lagi untukku.
Apalah arti sebuah ucapan rindu.
Tangisanpun serasa dingin dan membeku.
Asaku pecah tercerai ditelan pilu.
Ini cerita, ini lukisan
Kanvas panjang telah terbentang
Pelukis gugup, pelukis ragu, pelukis bodoh
Tak mampu ciptakan kisah baru
Tak mampu gabungkan tuk warna baru
Kini, Lukisan itu hanya ada empat warna;
Merah, kuning, biru dan hitam
Dengan kisah yang hanya semu dan kelam
Aku melihat mentari tersenyum cerah. Mencoba menghapus kesedihan hujan semalam. Perlahan tetes-tetesnya mengering dan hilang. Menyisakan hijau daun-daun yang bergoyang, di bumiku.
Hujan malam ini
Hadirkan sejuta rasa
Ada kala rindu dari rasa yang pernah ada
Ada kala rasa cinta yang sekali lagi aku rasakan.
Demi basah rambut ini,
Aku ingin mendinginkan hatiku.
Karena hangat perasaan yang perlahan membara.
Membakar seluruh jiwa, emosi, dan perasaan.
Menyatu dalam harmoni cinta yang tercipta.
Antara aku, kamu, dan dirinya.
Bersama Tuhan menjadi saksinya.
Jemari ini lebih mudah menyatu dengan perasaan
Mengungkap semua rasa dengan kata yang menawan
Lisan ini tak pernah mampu tergerak walau perlahan
Tak ada satu huruf pun yang sanggup diucapkan
Kau adalah masa laluku. Jika mungkin kau kelak hadir dalam garis hidupku, takkan pernah ku tentang. Karena itulah takdir Tuhan. Dan jika kelak kau akan menghilang dengan kebahagiaanmu, ku ucapkan terima kasih atas warna yang kau coretkan dalam jalan hidupku. Kau akan tetap terkenang tanpa pernah ku lupakan.
Justru nih cinta sedang membara.
Dingin hujanpun tak berasa
Aku ditelan keletihan
Bersama hujan yang perlahan
Basah di antara ranting dan dahan

Aku diam perlahan
Berdiri di antara pengorbanan
Dan cinta yang ku pertahankan

Aku mencoba melawan
Segala hal yang terfikirkan
Tentang dirimu, Tuhan.
Aku membiarkan rindu menjelma menjadi duri
Yang menusuk sekujur tubuh disetiap menitnya
Tak kurasakan ribuan luka menyelimutiku
Perih yang kuterima hanya manis yang terasa
"Cintaku Tuhan padanya,
Karena do'anya untuk-Mu dan tuturnya karena-Mu.
Parasnya bersanding dalam ribuan keindahan dunia dan menjadi yang paling indah dari yang terindah.
Aku melayang bersama kenangan yang menerobos lembut cela-cela hati. Mengantarkanku kepada rasa yang begitu istimewa. Rasa yang membuat hariku penuh dengan warna.

"Rasa Cinta"."
Hidup ini hanya sebentar, hanya sesaat saja. Tetapi di waktu yang hanya sesaat itu, kita harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang kita perbuat. Aku hanya insan biasa yang memiliki tubuh fana. Cepat atau lambat aku akan mati. Dan ketika hari itu tiba, sedalam apapun cintamu kepadaku pasti akan turut mati.
Langsung memang tidak, tetapi perlahan itu pasti.
Dan ketika senja dalam cinta, purnama setia tetap bersinar. Angin bertiup menghanyutkan dua hati yang berkabut asmara. Gelapnya hari bagai selimut yang senantiasa berikan kehangatan dalam kedamaian. Kilauan lampu dan tetes hujan kian mempercantik panorama indah petang itu. Dan kini, sinar-sinar itu perlahan redup. Panorama indah saat itu hanya menjadi sebuah lukisan. Lukisan yang perlahan mulai pudar keindahannya, hingga saat ini.
Saat aku perlahan membuka mata, kudengar angin berbisik pelan. Embun basahi rumput yang mulai bergoyang lambat. Mentari juga perlahan mulai beranjak ke singgahsana tertingginya. Mencairkan dunia dari bekunya malam. Menghapus rindu akan indahnya bulan dan bintang semalam. Memberi semangat penuh cinta untuk menjalani hari ini dengan bergairah. Kulalui pagi ini dengan sedikit salam rindu bersama tiap hela nafas yang ku hembuskan untukmu.

Kamis, 04 April 2013

Akhirnya

Masih terisak,
Dalam tangis yang telah membeku
Akupun terbujur kaku
Mengarungi hari-hariku

Setelah saat itu,
Tak ada suara tak ada kata
Diam berserakan
Hembusan nafas menyesakkan

Aku?
Masih diam tak ingin melakukan
Kebodohan yang bertahan
Naluri yang tertahan

Dan kini aku terfikir
Tentang apa maumu dan inginku
Seolah hanya menduga
Namun terlihat nyata

Aku takkan menahan
Jika tak ada yang mampu bertahan
Dari hal yang mampu tertahankan
Semua kurelakan

Aku menyerah....